Candi Jago berasal dari kata "Jejaghu", didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat 8°0′20,81″LU 112°45′50,82″BT.
Merupakan candi pendharmaan : SRI BHATARA WISNUWARDHANA, Raja Kerajaan SINGHASARI Ke-4 (1248-1268).
Arti kosa kata JAWI atas "JEJAGHU" sebetulnya bukan JAGO tetapi lebih ke arti DIJAGOKAN ...... itu bermakna beliau yg didharmakan di candi ini "Sri Bhatara Wisnuwardhana" adalah anak keturunan yang dijagokan oleh pendahulunya. Maka beliau jelas memiliki ilmu pangruwat dan pemerintahan tinggi di eranya.
Salah satu KUNCI UTAMA dari kerajaan SINGHASARI konon di tanam di Candi JEJAGHU ini. Itulah alasan Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwadhani mengutus sepupunya Mpu Dewa Raja Adityawarman selaku Ywa Raja Tumapel melakukan ritual pemujaan leluhur dengan merenovasi kembali candi ini. Masalahnya KUNCI itu bisa diartikan dalam banyak hal, bisa ajaran atas reliefnya, bisa wibawa sang raja Sri Bhatara Wisnuwardhana, bisa kekuatan spiritual, bisa pusaka yang dipendam ... dan banyak lagi.
Candi Jago ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi jago ini. Dengan keseluruhan bangunan candi jago ini tersusun atas bahan batu andesit.
Sumber Foto :
Buku : "HINDOE-JAVAANSCHE KUNST"
Oleh : Dr. N.J. KROM
Arca "SOEDHANAKOEMARA" dari Candi JEJAGHU
Penghias salah satu relung di Candi JEJAGHU yang sudah runtuh.